Di era digital seperti sekarang, belanja online sudah menjadi bagian dari gaya hidup banyak orang. Berbagai istilah jual beli pun mulai bermunculan, salah satunya Open PO. Mungkin Anda sering menjumpai istilah ini di media sosial, marketplace, atau grup jual beli. Tapi, tahukah Anda sebenarnya apa arti Open PO itu?
Nah, artikel ini akan membahas secara lengkap tentang arti Open PO, cara kerjanya, kelebihan, kekurangannya, hingga tips aman saat bertransaksi. Dengan memahami konsep ini, Anda bisa lebih bijak dalam berbelanja atau bahkan menjalankan bisnis online berbasis Open PO.
Table of Contents
ToggleApa Itu Open PO?
Open PO Artinya
Open PO Artinya merupakan singkatan dari Open Pre-Order. Secara sederhana, Open PO artinya penjual membuka pesanan terlebih dahulu sebelum barang tersedia atau diproduksi. Biasanya, sistem ini digunakan untuk produk-produk custom, barang impor, atau barang yang tidak ready stock.
Dalam praktiknya, pembeli harus melakukan pemesanan dan pembayaran di awal, kemudian barang akan diproses sesuai jadwal yang telah ditentukan. Setelah itu, pesanan akan dikirimkan saat barang sudah tersedia.
Asal Mula Istilah Open PO
Istilah Pre-Order sebenarnya sudah lama dikenal di dunia bisnis, khususnya dalam industri makanan, fashion, hingga gadget. Di Indonesia, istilah ini mulai populer bersamaan dengan maraknya bisnis online di media sosial. Untuk mempersingkat, istilah ini kemudian sering ditulis sebagai Open PO.
Contoh Penggunaan Open PO
Misalnya, seorang penjual baju di Instagram mengunggah desain baju baru yang belum diproduksi. Dia lalu membuka Open PO selama 7 hari. Selama waktu itu, pembeli bisa melakukan pemesanan dan membayar. Setelah masa Open PO ditutup, penjual mulai memproduksi baju sesuai jumlah pesanan yang masuk.
Cara Kerja Open PO
Tahapan Sistem Open PO
Agar lebih mudah dipahami, berikut tahapan umum dalam sistem Open PO:
-
Pengumuman Open PO
Penjual menginformasikan detail produk, harga, syarat pemesanan, dan batas waktu pemesanan. -
Pemesanan oleh Pembeli
Calon pembeli melakukan pemesanan sesuai format yang ditentukan. -
Pembayaran di Awal
Pembeli wajib membayar lunas atau DP sesuai ketentuan. -
Produksi/Pemesanan ke Supplier
Setelah masa Open PO berakhir, penjual memproduksi barang atau memesannya ke supplier. -
Pengiriman Barang
Barang dikirim ke alamat pembeli sesuai urutan pemesanan.
Durasi Open PO
Durasi Open PO bervariasi, tergantung jenis produk dan kesepakatan penjual. Biasanya antara 3 hari hingga 14 hari. Produk custom atau impor bisa lebih lama, bahkan hingga 1 bulan.
Kelebihan Sistem Open PO
1. Mengurangi Risiko Stok Tidak Laku
Salah satu keuntungan besar dari Open PO adalah penjual tidak perlu menyetok barang dalam jumlah besar. Barang diproduksi atau dipesan sesuai jumlah pesanan, sehingga risiko rugi akibat barang tidak laku bisa ditekan.
2. Bisa Menyesuaikan Keinginan Pembeli
Sistem ini cocok untuk produk custom seperti baju, sepatu, atau barang handmade. Pembeli bisa memilih ukuran, warna, atau desain sesuai keinginan mereka.
3. Modal Awal Lebih Ringan
Karena pembayaran dilakukan di awal, penjual bisa menggunakan dana dari pembeli untuk produksi atau memesan barang ke supplier. Ini sangat membantu pelaku usaha kecil yang memiliki keterbatasan modal.
4. Lebih Fleksibel untuk Produk Impor
Banyak produk impor dijual dengan sistem Open PO, karena proses pengiriman dari luar negeri membutuhkan waktu. Dengan sistem ini, penjual bisa mengatur jadwal pengiriman tanpa harus menyetok barang.
5. Meningkatkan Eksklusivitas Produk
Karena barang diproduksi berdasarkan pesanan, produk Open PO sering kali terasa lebih eksklusif dan terbatas. Hal ini bisa menjadi nilai jual tambahan di mata konsumen.
Kekurangan Sistem Open PO
1. Waktu Tunggu Lebih Lama
Kekurangan paling umum dari Open PO adalah pembeli harus menunggu cukup lama hingga barang sampai. Proses produksi dan pengiriman bisa memakan waktu berminggu-minggu.
2. Potensi Barang Tidak Sesuai Ekspektasi
Karena barang belum tersedia saat dipesan, pembeli hanya bisa melihat gambar atau deskripsi. Saat barang diterima, bisa saja tidak sesuai ekspektasi.
3. Resiko Penipuan
Sistem Open PO cukup rawan penipuan, terutama di platform media sosial. Penjual fiktif bisa saja kabur setelah menerima pembayaran tanpa mengirimkan barang.
4. Sulit Melakukan Refund
Sebagian besar penjual Open PO memberlakukan sistem no refund, no cancel. Jika pembeli berubah pikiran atau barang tidak sesuai, proses pengembalian dana bisa sulit dilakukan.
5. Kendala Produksi atau Impor
Jika barang diimpor atau diproduksi khusus, bisa saja terjadi keterlambatan atau kendala di proses produksi yang berdampak pada waktu pengiriman ke pembeli.
Produk yang Sering Menggunakan Open PO
Produk Fashion
Produk fashion seperti baju, sepatu, dan tas custom sangat sering menggunakan sistem Open PO. Pembeli bisa memilih model, warna, hingga ukuran sesuai kebutuhan.
Produk Handmade
Aneka kerajinan tangan, aksesori, atau barang dekorasi buatan tangan biasanya juga dipasarkan lewat Open PO, karena membutuhkan waktu produksi yang tidak sebentar.
Makanan dan Kue
Banyak usaha kuliner rumahan membuka Open PO untuk produk tertentu, misalnya hampers Lebaran, kue ulang tahun, atau makanan frozen.
Barang Impor
Produk dari luar negeri seperti gadget, kosmetik, atau mainan koleksi sering dijual dengan sistem Open PO karena proses pengirimannya membutuhkan waktu.
Tips Aman Bertransaksi dengan Sistem Open PO
1. Cek Kredibilitas Penjual
Pastikan penjual memiliki testimoni positif dan akun yang aktif. Lihat portofolio atau produk yang sudah pernah dijual sebelumnya.
2. Pahami Aturan Open PO
Baca dengan teliti ketentuan Open PO yang ditawarkan, mulai dari harga, durasi, hingga kebijakan refund atau komplain.
3. Gunakan Rekening Bersama (Rekber)
Jika memungkinkan, gunakan jasa rekening bersama untuk menghindari resiko penipuan. Dana akan ditahan hingga barang diterima pembeli.
Baca Artikel Lainnya : Spesialist Pengiriman Banyak Dan Besar
4. Simpan Bukti Transaksi
Selalu simpan bukti pembayaran, percakapan, dan detail pesanan sebagai jaminan jika terjadi masalah.
5. Jangan Tergiur Harga Terlalu Murah
Hindari penawaran harga tidak masuk akal karena bisa saja itu jebakan dari penjual fiktif.
Perbedaan Open PO dan Ready Stock
Aspek | Open PO | Ready Stock |
---|---|---|
Ketersediaan Barang | Barang belum tersedia, diproduksi setelah pemesanan | Barang sudah tersedia dan siap kirim |
Waktu Tunggu | Biasanya 7-30 hari | Bisa langsung dikirim |
Sistem Pembayaran | Dibayar di awal sebelum produksi | Dibayar saat order, barang langsung dikirim |
Potensi Resiko | Lebih tinggi (penipuan, barang tidak sesuai) | Lebih aman |
Kenapa Banyak Bisnis Menggunakan Open PO?
Mengurangi Risiko Kerugian
Karena barang diproduksi setelah ada pesanan, penjual tidak perlu menyetok barang yang berpotensi tidak laku.
Menyesuaikan Tren Pasar
Open PO memungkinkan pelaku usaha merespons tren pasar lebih cepat tanpa perlu investasi besar untuk stok barang.
Hemat Modal Produksi
Pembayaran di awal bisa digunakan untuk biaya produksi, sehingga bisnis kecil menengah tetap bisa berjalan dengan modal terbatas.
Kesimpulan
Open PO artinya sistem pemesanan di mana pembeli memesan dan membayar barang terlebih dahulu, lalu barang diproduksi atau dipesan sesuai jumlah pesanan yang masuk. Sistem ini memiliki banyak kelebihan seperti mengurangi risiko stok tidak laku, modal ringan, dan fleksibel untuk produk custom atau impor.
Namun, ada juga kekurangan seperti waktu tunggu yang lama, resiko barang tidak sesuai, hingga potensi penipuan. Oleh karena itu, penting bagi pembeli untuk selektif dan berhati-hati saat mengikuti Open PO.
Dengan memahami konsep, cara kerja, kelebihan, dan kekurangan Open PO, Anda bisa lebih bijak berbelanja maupun menjalankan bisnis online.