Dalam proses pengiriman barang, terdapat beberapa jenis produk yang memerlukan penanganan khusus karena mudah rusak atau pecah. Fragile merujuk pada barang yang memiliki tingkat kerentanan tinggI terhadap kerusakan jika tidak dikemas dengan baik.
Kesalahan dalam proses pengemasan atau penanganan dapat meningkatkan risiko kerusakan dan menyebabkan kerugian. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui jenis barang yang tergolong fragile agar pengiriman dapat dilakukan dengan lebih aman dan efektif.
Table of Contents
ToggleApa Itu Barang Fragile?
Barang fragile adalah jenis barang yang memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap benturan, guncangan, atau tekanan selama proses pengiriman. Barang ini memerlukan penanganan khusus agar tidak mengalami kerusakan sebelum sampai ke tujuan.
Biasanya, barang fragile dikemas dengan material pelindung dan diberi label peringatan untuk memastikan proses pengiriman lebih aman. Jika tidak ditangani dengan baik, risiko kerusakan bisa meningkat dan menyebabkan kerugian bagi pengirim maupun penerima.
Baca Juga: 6 Manfaat Lakban Fragile, Cara Melindungi Paket Lebih Aman!
Jenis Barang Fragile
Tidak semua barang bisa dikirim begitu saja, terutama barang yang mudah pecah atau rusak akibat benturan. Berikut adalah beberapa jenis barang yang perlu ditangani dengan hati-hati agar tetap aman selama proses pengiriman.
1. Barang Pecah Belah
Barang pecah belah mencakup berbagai benda berbahan kaca atau porselen yang mudah retak atau hancur jika terjatuh. Contohnya adalah piring, gelas, mangkuk, serta botol kaca yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Karena sifatnya yang rapuh, barang ini memerlukan kemasan khusus seperti bubble wrap atau styrofoam untuk mengurangi risiko kerusakan. Selain itu, penempatan dalam paket juga harus diperhatikan agar tidak saling berbenturan.
2. Barang Berbahan Keramik
Benda berbahan keramik seperti peralatan makan, vas bunga, guci, dan gerabah termasuk dalam kategori fragile karena rentan pecah jika terkena benturan keras. Barang jenis ini umumnya digunakan sebagai dekorasi atau perlengkapan rumah tangga.
Untuk melindunginya, diperlukan pengemasan berlapis dengan bahan empuk yang dapat menyerap guncangan. Dengan penanganan yang tepat, barang berbahan keramik dapat sampai ke tujuan dalam kondisi utuh.
3. Barang Berbahan Kaca
Barang berbahan kaca seperti cermin, marmer, dan ubin memiliki struktur yang sangat rapuh sehingga mudah retak atau pecah. Jika terkena tekanan berlebih atau terjatuh, barang ini bisa mengalami kerusakan permanen.
Oleh karena itu, kemasannya harus menggunakan bantalan tebal dan diletakkan pada posisi yang stabil saat pengiriman. Penggunaan label peringatan juga diperlukan agar barang ini ditangani dengan lebih hati-hati.
4. Barang Koleksi Berharga
Barang koleksi seperti lukisan, pigura, dan barang antik seringkali memiliki nilai sentimental maupun ekonomi yang tinggi. Benturan atau gesekan sedikit saja bisa merusak permukaannya, bahkan mengurangi nilainya.
Untuk menjaga keamanannya, barang ini perlu dibungkus dengan pelindung khusus seperti kardus berlapis busa atau kain lembut. Selain itu, pengiriman dengan jasa ekspedisi yang berpengalaman dalam menangani barang berharga sangat disarankan.
5. Alat Musik
Alat musik seperti gitar, piano, drum, dan perkusi memiliki struktur yang sensitif dan bisa mengalami kerusakan jika terkena benturan keras. Suara yang dihasilkan alat musik sangat bergantung pada kondisi fisiknya, sehingga sedikit saja kerusakan dapat mempengaruhi kualitas suaranya.
Oleh karena itu, alat musik sebaiknya dikemas menggunakan hardcase dan diberi bantalan tambahan di dalamnya. Selain itu, memastikan alat musik tidak bergeser saat pengiriman sangat penting untuk menjaga keutuhannya.
6. Peralatan Elektronik
Perangkat elektronik seperti TV LCD, laptop, smartphone, kamera, dan speaker sangat rentan terhadap benturan dan tekanan. Selain berisiko pecah, komponen internalnya juga bisa mengalami kerusakan jika terkena guncangan.
Oleh karena itu, kemasan produk ini biasanya dilengkapi dengan busa atau bantalan khusus untuk menyerap getaran. Agar lebih aman, pengiriman sebaiknya dilakukan dengan jasa ekspedisi yang memahami cara menangani barang elektronik.
7. Bahan Laboratorium
Bahan laboratorium seperti tabung reaksi, labu alas bulat, dan rak tabung reaksi umumnya terbuat dari kaca yang sangat tipis dan mudah pecah. Barang-barang ini biasanya digunakan untuk keperluan penelitian atau eksperimen, sehingga kerusakan bisa menghambat aktivitas laboratorium.
Untuk melindunginya, diperlukan kemasan khusus yang mampu meredam benturan dan guncangan. Selain itu, pengiriman barang laboratorium sebaiknya dilakukan dengan metode yang memastikan stabilitas selama perjalanan.
Baca Juga: 9 Langkah Cara Packing Barang Pecah Belah Dijamin Aman!
Tips Mengirim Barang Fragile
Mengirim barang fragile memang memerlukan perhatian khusus agar tidak rusak selama perjalanan. Berikut beberapa langkah penting yang dapat Anda lakukan untuk memastikan barang tetap aman hingga ke tujuan.
1. Siapkan Barang dengan Baik
Pastikan barang dalam kondisi bersih dan tidak memiliki bagian yang sudah retak atau mudah patah. Jika ada bagian yang rentan rusak, pertimbangkan untuk memberikan perlindungan tambahan sebelum dikemas.
2. Gunakan Kotak yang Kuat
Pilih kotak dengan bahan kokoh yang mampu menahan tekanan dan benturan selama pengiriman. Sebaiknya gunakan kotak yang sedikit lebih besar dari barang agar ada ruang untuk perlindungan tambahan.
3. Lapisi dengan Bahan Pelindung
Bungkus barang menggunakan bubble wrap, styrofoam, atau bantalan kertas untuk mencegah benturan langsung. Pastikan setiap sisi barang tertutup dengan baik agar lebih aman.
4. Isi Ruang Kosong di Dalam Kotak
Jangan biarkan ada celah kosong yang bisa membuat barang bergeser saat pengiriman. Gunakan kertas, busa, atau plastik gelembung untuk mengisi ruang kosong agar barang tetap stabil.
5. Tutup Kotak dengan Rapat
Gunakan selotip yang kuat untuk menutup seluruh bagian kotak dengan aman. Jika perlu, tambahkan lapisan ekstra atau gunakan lakban bertanda “Handle With Care” agar paket lebih terlindungi.
6. Tambahkan Label Fragile
Tempelkan stiker atau tulisan “Fragile” pada beberapa sisi kotak agar kurir lebih berhati-hati saat menangani paket. Dengan adanya label ini, risiko barang tertindih atau terbanting dapat dikurangi.
7. Gunakan Asuransi Pengiriman
Memilih layanan asuransi akan memberikan perlindungan jika terjadi kerusakan atau kehilangan selama proses pengiriman. Ini sangat disarankan untuk barang bernilai tinggi atau mudah pecah.
8. Pilih Jasa Pengiriman yang Terpercaya
Gunakan jasa ekspedisi yang sudah berpengalaman dalam menangani barang fragile. Pastikan mereka memiliki layanan pengemasan yang baik serta metode pengiriman yang aman.
Mengirim barang yang rentan rusak memang membutuhkan perhatian ekstra agar tetap aman sampai tujuan. Dengan mengikuti tips di atas, Anda bisa meminimalkan risiko kerusakan saat mengirim barang fragile.
Agar proses kirim barang lebih praktis dan terpercaya, gunakan layanan jasa pengiriman barang dari Troben yang sudah berpengalaman dalam menangani berbagai jenis barang dengan aman. Yuk, download aplikasi kirim barang Troben sekarang di Play Store dan App Store untuk kemudahan pengiriman barang ke seluruh Indonesia!