Berada di ujung barat Pulau Jawa, Tangerang merupakan kota yang berada di Provinsi Banten yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang paling pesat dibandingkan kota lainnya di Provinsi Banten. Ada banyak kota di wilayah Jabodetabek yang menjadi salah satu kota penyangga ibu kota dengan perkembangan yang cukup pesat, salah satunya adalah Tangerang.
Dari berbagai sektor perkembangan, kota Tangerang telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai seperti transportasi, pendidikan, fasilitas umum, hingga kawasan pusat perbelanjaan yang semakin modern sehingga dijuluki dengan 'Smart City'. Nama awal kota ini bukanlah Tangerang, melainkan "Tanggeran". Dalam sejarahnya kota Tangerang merupakan wilayah kekuasaan Belanda berdasarkan hasil perjanjian antara VOC dengan Kesultanan Banten pada saat itu.
Memenuhi kebutuhan di Kota Tangerang, tentu memerlukan produk atau barang yang dapat menjadikan kota Tangerang semakin maju. Bandung sebagai daerah yang memiliki kemajuan usaha yang tinggi, juga dapat memberikan kontribusi dalam pengiriman atau supply barang ke kota Tengeranga. Troben tentu bisa melakukan pengiriman yang aman dalam jumlah besar dengan harga ekspedisi cargo ataupun paket kecil dari Bandung ke Tangerang sebesar Rp 4 ribuan/kilo.
Tangerang dijuluki sebagai kota 1000 industri karena merupakan salah satu pusat industri di Pulau Jawa. Saat ini Tangerang telah memiliki lebih dari 1000 pabrik karena banyak perusahaan nasional bahkan internasional yang berdiri di kota Tangerang.
Kota Tangerang juga menyimpan aneka kuliner khas, seperti gecom, laksa, sayur besan, hingga kudapan legendaris dodol Ny Lauw. Salah satu tempat kuliner yang populer ada di Pasar Lama Tangerang yang menawarkan wisata kuliner malam hingga pukul 23.00 WIB.
Menurut sejarah, pada abad ke 15 yaitu masa kolonialisme Belanda, Sultan Banten mengangkat Tiga Aria/Maulana bertugas membantu perekonomian Kesultanan Banten dan melakukan perlawanan terhadap VOC dengan praktik monopolinya. Dalam masa perjuangan Aria tersebut membangun benteng pertahanan yang disebut dengan 'Benteng' atau 'Bentengan'.
Setiap daerah biasanya memiliki pendekar masing masing, contohnya si Pitung dari Jakarta dan Nyimas Gamparan dari Banten. Termasuk di Kota Tangerang yang juga memiliki pendekar dengan julukan Pendekar Cisadane.
Selain keunikan pada kegiatan ekonomi dan pertumbuhan pembangunan baru, Tangerang juga masih melestarikan bangunan-bangunan bersejarah yang masih berdiri sampai sekarang. Dalam buku Banten dalam Angka 2008 dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, dijelaskan bahwa jumlah perusahaan yang ada di Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang masing-masing hampir mencapai separuh jumlah keseluruhan industri di Provinsi Banten. Kota Tangerang termasuk ke dalam kawasan metropolitan yang tergabung ke dalam Jabodetabek.
Selain kawasan ekonomi, Tangerang juga memiliki banyak sekali objek wisata yang bisa dikunjungi. Pusat perbelanjaan yang populer seperti CBD Ciledug, Tangcity Mall, Bale Kota Mall Tangerang, Tangcity Mall, dan Metropolis Town Square. Dalam prospek ke depannya, Tangerang juga akan menjadi akses yang dapat dilalui masyarakat menuju berbagai kawasan melalui konsep aerotropolis yang menjadikan bandara sebagai sumber manfaat.
Usaha kuliner pada revolusi 4.0 ternyata memberikan dampak yang signifikan pada pendapatan bahkan lifestyle masyarakat. Salah satu tempat kuliner yang populer ada di Pasar Lama Tangerang yang menawarkan wisata kuliner malam hingga pukul 23.00 WIB. Pengunjung Pasar Lama akan menikmati kuliner dari pedagang kaki lima dan kios-kios yang menjual berbagai jenis makanan dan minuman. Kawasan tersebut dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti area parkir luas dan WiFi gratis. Pasalnya Pemerintah Kota Tangerang sejak tahun 2010 memang fokus pada pembuatan area atau sentra wisata kuliner khusus di Tangerang.
Selain kuliner yang klasik khas tangerang, ada banyak kuliner modern dan unik yang dihasilkan dari warga Tangerang, sehingga tidak jarang para wisatawan mengunjungi kota Tangerang hanya untuk mencicipi kuliner saja. Berikut referensi tempat kuliner kekinian yang ada di kota Tangerang.
Pasar 8 Alam Sutera
Pasar-pasar modern di Tangerang biasanya buka pada malam hari, salah satunya di Pasar 8 Alam Sutera, Serpong Utara, Tangsel. Di sana akan ada banyak tenda kuliner yang menyajikan ragam masakan dari masakan nusantara, Western, korean food sampai snack ringan dan minuman unik.
Pasar Modern BSD
Pasar modern BSD merupakan pasar yang memang permanen berdiri di lingkungan BSD, Serpong, Tangerang Selatan. Menawarkan berbagai jenis makanan dan minuman modern, kawasan pasar ini juga dijaga kebersihannya.
Pasar Modern Paramount
Terletak di daerah Gading Serpong, pasar modern Paramount merupakan satu tujuan kuliner favorite warga lokal dan wisatawan yang datang. Selain tenda, ada juga ruko-ruko dan gerobak makanan yang berjajar di sana.
Dalam sejarahnya, penamaan "Tangerang" berasal dari sebutan masyarakat sekitar terhadap bangunan tugu yang didirikan Pangeran Soegiri tahun 1654 Masehi lalu. Tugu dijadikan sebagai pembatas atau penanda wilayah kekuasaan kesultanan Banten di sebelah barat Sungai Cisadane dengan wilayah yang saat itu dikuasai VOC di sebelah timur. Fungsi tersebut yang menjadi Atas dasar penyebutan "Tetengger" atau "Tanggerang" yang berarti "penanda".
Dalam masa perjuangan Sultan Banten di Tangerang membangun benteng pertahanan yang disebut dengan 'Benteng' atau 'Bentengan'. Saat ini, sisa bangunan Bentengan tersebut dapat ditemukan di beberapa titik di permukaan air Sungai Cisadane. Kabarnya bangunan benteng bersejarah tersebut sudah terbengkalai dan rusak, sebab mungkin kurangnya perhatian khusus dari pemerintah dan warga yang merawat bangunan tersebut.
Istilah pendekar dikenal sebagai seseorang yang memiliki kemampuan seni bela diri yang digunakan untuk membela orang lemah, kebenaran, dan menegakan keadilan. Setiap daerah biasanya memiliki pendekar masing masing, contohnya si Pitung dari Jakarta dan Nyimas Gamparan dari Banten. Termasuk di Kota Tangerang yang juga memiliki pendekar dengan julukan Pendekar Cisadane.
Cerita Pendekar Cisadane merupakan cerita yang konon memang diangkat dari kisah nyata, menunjukkan bahwa keberadaan Pangeran atau Pendekar Cisadane kemungkinan memang benar adanya. Pendekar Cisadane adalah orang yang menggunakan kekuatannya untuk melawan penjajahan Belanda. Dalam sejarahnya Pendekar Cisadane adalah orang yang melawan Ratu Siluman Buaya di bantaran sungai Cisadane. Pendekar Cisadane bertarung melawan Ratu Siluman Buaya tersebut dan berhasil menyelamatkan warga.