Jika Anda berkunjung ke daerah baru, tentu Anda akan membeli oleh-oleh dari kota tersebut untuk dibawa pulang ke rumah. Jika Anda berkunjung ke Kota Banda Aceh, maka Anda bisa membeli Dendeng Khas Aceh yang berbeda dari dendeng pada umumnya. Dendeng pada umumnya dibuat dari daging sapi atau kerbau, namun uniknya dari Dendeng Aceh ini salah satunya terbuat dari daging rusa.
Dendeng Aceh adalah oleh-oleh khas Aceh yang paling diminati oleh para wisatawan, jadi Anda juga jangan sampai ketinggalan ya. Dendeng Aceh yang terbuat dari daging sapi dan rusa memiliki beberapa rasa yaitu manis, asin, dan rasa kari, sehingga cocok sekali menjadi teman makan Anda. Dendeng Aceh juga bisa diolah kembali baik itu dengan digoreng maupun di sambal lado.
Dendeng Aceh diolah tanpa pengawet, sehingga bisa bertahan hingga tiga bulan. Karena tahan lama, maka Anda bisa kirim paket Dendeng Aceh ini melalui Jasa Pengiriman Barang Murah yang ada di Aceh melalui layanan Troben pack. Harga per satu kilogram Dendeng Sapi yaitu Rp 200.000 sedangkan untuk Dendeng Rusa sebesar Rp 300.000.
Provinsi Aceh memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah yaitu sumber daya pertanian, perkebunan, peternakan, pertambangan, hutan dan lain sebagainya. Luas wilayah Aceh saat ini mencapai 5.677.081 hektar yang dibagi menjadi dua zona yaitu zona wilayah industri dan zona wilayah pertanian. Pembagian zona dimaksudkan untuk pengembangan tepat guna sesuai dengan kondisi dan potensi di wilayah tersebut. Salah satunya zona wilayah pertanian di barat selatan Aceh (Barsela) yang memiliki kekayaan tanaman pertanian pangan, peternakan, dan perkebunan.
Komoditas perkebunan di wilayah Barsela diantaranya adalah Sawit Perkebunan Rakyat, Sawit Perkebunan Besar, Karet, Nilam, Kakao, Kelapa, Pala, dan Cengkeh. Hampir seluruh komoditas menghasilkan produksi per tahunnya lebih dari 10 juta ton. Hasil produksi Sawit dan Karet merupakan komoditi unggulan karena banyak diminati oleh pasar, dan hasil produksinya pun lebih dari 100 juta ton per tahun. Kemudian Nilam dan Pala menjadi komoditi ekspor Indonesia yang hasil produksinya yang kirim mencapai 70 persen berasal dari Barsela.
Semua produk perkebunan di Barsela merupakan Barang ekspor dalam bentuk bahan mentah yang nantinya akan dikirim melalui Pelabuhan Meulaboh. Tidak hanya melakukan ekspor, produk perkebunan tersebut juga digunakan dan dikirim ke wilayah di Indonesia. Pengiriman Barang hasil produk perkebunan Barsela dapat dikirim melalui jalur darat dan jalur laut oleh jasa pengiriman ekspedisi cargo, Anda bisa menggunakan layanan Troben pack yang ada di Banda Aceh atau Ekspedisi Terdekat.
Transportasi menjadi bagian penting untuk kebutuhan masyarakat yang akan melakukan perjalanan maupun pengiriman barang ke kota tujuan. Salah satunya Kota Banda Aceh, yang memiliki Multimoda transportasi yang beragam diantaranya Transportasi Stasiun Kereta Api yang ada di Kota Banda Aceh. Jadi, Anda bisa melakukan perjalanan ke Kota Banda Aceh melalui transportasi Kereta Api dan pengiriman barang melalui moda Darat ke Banda Aceh.
Dalam sejarahnya Kota Banda Aceh memiliki Stasiun Banda Aceh (BNA) yang memiliki sejarah dengan kepentingan perah pada masa itu. Dahulu stasiun tersebut diberi dikenal dengan Stasiun Koetaradja yang kemudian berubah menjadi Stasiun BNA yang saat ini pun sudah non aktif. Adapun stasiun di Banda Aceh yang aktif saat ini yaitu Stasiun Bungkah, Stasiun Krueng Mane, Stasiun Geurugok/Gandapura, Stasiun Krueng Geukuh, dan Stasiun Kutablang. Lima stasiun tersebut bisa menjadi tempat pemberhentian Anda ketika berkunjung ke Banda Aceh.
Anda juga bisa melakukan pengiriman barang melalui moda darat ke Banda Aceh dengan menggunakan Jasa Ekspedisi Cargo Murah. Kota Banda Aceh masih berada dekat dengan kepulauan Jawa, sehingga melalui layanan Troben pack Anda bisa mengirimkan paket Anda dari Bogor ke Kota Banda Aceh.
Kota Banda Aceh dikenal dengan Serambi Mekkahnya Indonesia, sehingga ada berbagai kebudayaan yang erat kaitannya dengan ajaran Islam. Salah satunya tradisinya adalah Tradisi Meugang atau Makmeugang. Makmeugang merupakan tradisi menyembelih hewan kurban yaitu Sapi atau Kambing yang dilaksanakan setiap bulan Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha. Seperti ajaran Islam mengajarkan untuk kemudian membagikan hasil sembelihan ke keluarga, kerabat dan para yatim piatu.
Tradisi Meugang di desa biasanya akan dilakukan sehari sebelum hari Idul Fitri. Sedangkan jika di Kota dilakukan dua hari sebelum Idul Fitri. Dalam sejarahnya, tradisi Meugang dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu sejak masa Kerajaan Aceh. Pada masa Sultan Iskandar Muda memotong hewan dengan jumlah yang banyak, kemudian daging dari hewan tersebut dibagikan secara gratis pada seluruh rakyatnya.