Indonesia kaya akan keragaman dan budaya mulai dari agama, suku, warna kulit, ras, hingga bahasa. Bahasa Indonesia adalah banyak ibu, namun ada bahasa kedua yang juga banyak diterapkan di setiap daerah yaitu bahasa daerah itu sendiri. Salah satu bahasa daerah yang banyak digunakan di Indonesia adalah bahasa Jawa, khususnya di Jawa Tengah. Namun, ternyata ada irisan lain dari bahasa Jawa tersebut yang biasanya dibedakan dari dialeknya, salah satunya yaitu dialek Tegalan atau basa Tegalan dari Tegal.
Dialek Tegalan terjadi karena secara geografis Kota Tegal berada di perbatasan bagian bagian utara pesisir jawa yakni perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat, sehingga muncullah dialek baru (tegalan) yang berbeda dari bahasa Jawa yang murninya. Dialek Tegalan memiliki ciri khas dari intonasi dan pengucapan frasanya yaitu apa yang terucap sama dengan apa yang tertulis. Sehingga dapat dikatakan bahwa basa Tegalan itu cukup konsisten.
Sebagai contohnya kata ‘padha’ tetap dibaca ‘pada’, berbeda dengan bahasa jawa yang umumnya dibaca ‘pådhå’, kata ‘sega’ tetap dibaca ‘sega’, namun dalam bahasa jawa standar dibaca sĕgå. Selain tegal, wilayah jawa yang memiliki dialek unik lain yaitu Banyumas. Namun Banyumas dialeknya lebih ngapak, berbeda dengan Tegal yang biasanya saja.
Perekonomian Tegal banyak berasal dari sektor industri rumah tangga diantaranya pengerjaan logam, tekstil, pabrik, pengecoran, Furniture, Shuttlecock, dan gerabah. Memiliki banyak industri rumah tangga, menjadikan Tegal disebut sebagai “Jepangnya Indonesia” di masyarakat pada masa lalu.
Industri logam di kabupaten tegal sudah dibangun sejak 1940 untuk memenuhi peralatan perang tentara jepang kala itu. Dari pengalaman tersebut, ternyata membuat masyarakat Tegal memiliki keterampilan dalam pengolahan logam, salah satunya digunakan di bengkel-bengkel. Saat ini industri logam di Tegal terbagi menjadi tiga yakni industri pengerjaan logam, industri pengecoran logam, dan industri galangan kapal serta dok.
Selain itu aja juga industri tekstil untuk kain tenun dan bordir. Tegal sudah dikenal dengan penghasil kerajinan kain tenun yang sudah menembus pasar internasional. Kerajinan kain tenun yang banyak diproduksi di Tegal adalah Sarung Byur. Kerajinan bordir juga berkembang di Tegal, para pelaku industri bordir ini bisa memproduksi kerudung bordir 1.500 kodi dan busana muslim 50.000 stel per tahunnya.
Kemudian, ada juga industri shuttlecock yang sudah menembus pasar mancanegara. Berawal dari usaha rumahan, bisnis ini digeluti serius oleh masyarakat Tegal hingga kini sudah menjadi perusahaan yang terkenal seperti PT Gajahmada, PT Sinar Mutiara, PT Mido, dan PT Garuda Budiono Putra. Banyaknya industri rumah tangga di Tegal, merupakan salah satu faktor pendukung dari pertumbuhan ekonomi di Tegal.
Ruwat Bumi Guci adalah kebudayaan khas Tegal yang dilakukan setiap setahun sekali setiap bulan Muharram. Tradisi tersebut dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta atas kemakmuran dan meminta keselamatan dari bahaya dalam kehidupan. Acara dilaksanakan oleh masyarakat Desa Rembul dan Desa Pekandangan di lokasi Objek Wisata Guci.
Ruwat Bumi Guci dimulai dengan arak-arakan sesajian yang berisi beraneka hasil panen dan dilanjutkan dengan memandikan Kambing Kendit. Selanjutnya, menaburkan kembang setaman di lokasi pemandian sebagai simbol kasih sayang terhadap makhluk ciptaan Tuhan. Setelah memandikan kambing dilanj...